LM 35

I. Judul

Input LM 35

II. Tujuan

  •         Mahasiswa mampu menempatkan lm 35 sebagai input dari plc.
  •         Mahsiswa dapat menganalisis input dari lm 35.
  •         Mahasiswa mampu mengkonversi tegangan input dari lm 35 menjadi suhu.

III. Dasar Teori

Sensor analog adalah sensor yang hasil pendeteksiannya dikeluarkan berupa rentang nilai tertentu dalam bentuk tegangan dan arus listrik, untuk tegangan 0 – 5 V, 1 – 5 V, 0 – 10 V, -10 – +10 V sedangkan untuk arus adalah 4 mA hingga 20 mA.

Cara penyambungan sensor analog pada PLC adalah melalui modul Analog to Digital Converter (ADC). Yaitu perangkat pengubah sinyal input analog menjadi kode – kode digital. Nilai yang digital yang dihasilkan akan sesuai dengan resolusi yang dimiliki oleh modul DAC tersebut,

Sensor analog adalah sensor yang hasil pendeteksiannya dikeluarkan berupa rentang nilai tertentu dalam bentuk tegangan dan arus listrik, untuk tegangan 0 – 5 V, 1 – 5 V, 0 – 10 V, -10 – +10 V sedangkan untuk arus adalah 4 mA hingga 20 mA.

Cara penyambungan sensor analog pada PLC adalah melalui modul Analog to Digital Converter (ADC). Yaitu perangkat pengubah sinyal input analog menjadi kode – kode digital. Analog input ini terdapat pada alamat 200, 201, 202 dan 203. Nilai yang digital yang dihasilkan akan sesuai dengan resolusi yang dimiliki oleh modul ADC tersebut yaitu 6000 atau 12000.

IV. Ladder Diagram

V. Hasil dan Pembahasan

Pada hasil diatas terlihat bahwa channel analog input dari sensor suhu LM 35 memakai alamat 200 dengan resolusi 6000. Jadi bilangan biner dari analog input maksimal dari lm 35 adalah 6000. kemudian dikonversikan kedalam bentuk bcd maks 500 (didapat dari perhitungan 5V/10mV)  dan sekaligus sudah bisa sebagai acuan suhu. Pada pembacaan sensor lm 35 diatas adalah 309 biner kemudian dikonversi ke bcd menjadi  25, untuk mencari suhu kita dapat langsung atur dari scalingnya bisa juga dengan sign binary divide(/) seperti hasil diatas dan didapat nilainya sama seperti scaling yaitu 25. kemudian juga bisa dengan floating point divide(/f) tetapi sedikit catatan untuk floating point divide data dari analog input (alamat 200) harus di mov dulu ke alamat yang lain dalam hasil diatas adalah D210. hasil dari pembagian floating point adalah 25,416. untuk mengetahui berapa tegangan yang di keluarkan dari sensor kita dapat mengalikan bcd atau suhu terukur dengan 10 mV(sesuai data sheet lm 35) didapat tegangan yang terukur yaitu 250 mV.

VI. Kesimpulan

Pada PLC CP1H memiliki 4 analog input dari alamat 200 sampai 203. Dalam analog input dapat dilakukan scalling sesuai resolusi kita.

VII. Referensi

  • https://elmecon-mk.com/article/menyambungkan-sensor-analog-pada-plc-omron-modular/
  • https://www.axima-obchod.sk/admin-data/storage/get/90-katalog-cp1h.pdf

Data Comparison Instruction

I. Judul

Data Comparison Instruction

II. Tujuan

  • Mahasiswa dapat memahami penggunaan instruksi instruksi compare
  • Mahasiswa dapat menerapkan instruksi compare ke dalam sebuah program (ladder PLC)

III. Dasar Teori

IV. Ladder Diagram

Ladder parker 11 kendaraan

Ladder mixer

V. Hasil dan Pembahasan

Pada ladder diatas merupakan ladder yang digunakan untuk smart parkir. Dimana ladder diatas memiliki 2 inputan sensor yaitu sensor masuk(0.00) dan sensor keluar(0.01). Sensor masuk dan sensor keluar digunakan untuk mendeteksi mobil yang masuk dan mobil yang keluar. Setiap ada mobil yang masuk akan dihitung (di increment) dengan instruksi ++B, kemudian jika ada mobil yang keluar akan dikurangi jumlahnya dengan instruksi – -B.  kemudian hasil penjumlahan atau pengurangan tersebut akan dibandingkan dengan kapasitas tempat parkir. Jika kapasitas  dan hasil pengurangan sudah sama maka lampu peringatan(100.01) akan menyala yang menandakan parkir sudah penuh.

Mixer

Pada diagram ladder diatas terlihat terdapat 4 inputan yaitu start(0.03), stop(0.04), ls atas(0.02) dan ls bawah(0.01). pada ladder diatas juga memiliki 5 output yaitu lampu merah(100.04), lampu hijau(100.06) valve atas(100.01), mixer(100.03) dan valve bawah(100.02). valve atas dan mixer akan menyala jika limit switch bawah mati dan valve bawah mati. Valve atas dan mixer akan mati jika ls atas akan menyala. Valve bawah akan menyala jika ls atas hidup dan  valve atas mati. Valve bawah akan mati jika ls bawah mati . kejadian tersebut akan berulang ulang hingga sampai 3 kali. Lampu hijau akan menyala jika tombol start ditekan dan akan mati jika proses sudah berulang 3 kali. Lampu merah akan hidup jika proses berhenti.

VI. Kesimpulan

Instruksi Compare merupakan instruksi yang membandingkan dua buah data yang kemudian hasilnya dapat digunakan untuk mengontrol sesuatu. Instruksi add dan sub merupakan instruksi yang digunakan untuk menjumlah dan mengurangi bilangan biner.

VII. Daftar Pustaka

Bit Control dan Program Control Instruction

LAPORAN EKSPERIMEN

Programmable Logic Controller

Bit Control dan Program Control Instruction

Program Studi S1 Elins

 

Disusun Oleh

 

Nama                                      : Wahid Abdul Afif FAdhlullah

NIM                                         : 16/398429/PA/17390

Dosen                                     : Bachtiar Aldino, S.Si., M.Cs.

Asisten Praktikum               : Naufal

Tanggal                                   : 17 September 2019

 

Lab. Elektronika Dasar dan Lab. Instrumentasi Dasar

Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

2019

I. Judul

Bit Control dan Program Control Instruction

II. Tujuan

  • Mahasiswa dapat memahami tentang program control instruction
  • Mahasiswa dapat menerapkan bit control dan program control instruction pada plc

III. Dasar Teori

KEEPS

Keeps berfunsi sebagai latch yang mempertahankan status bit on atau off sampai ada satu dari dua input yang menset atau reset instruksi ini. Bila fungsi ini digunakan dengan HR(misal HR 0.00), status dari output latch akan dipertahankan selama terjadi gangguan data.

Differensial – (DIFU dan DIFD)

DIFU outputnya menjadi on saat terjadi transisi off—on pada sinyal inputnya. DIFD outputnya akan menjadi on saat terjadi transisi on—off pada sinyal inputnya.

IV. Diagram Ladder

V. Hasil dan Pembahasan

Pada praktikum kali ini akan digunakan instruksi keep dan differensial untuk menjalankan program pada conveyor aple.

Pada ladder diatas kita dapat melihat ketika tombol start ditekan maka instruksi keep akan menjaga supaya W0.00 menyala terus sampai tombol stop ditekan. Kemudian DIFU digunakan untuk mendeteksi bahwa sensor box telah aktif yang kemudian akan mentrigger conveyor aple untuk aktif. Prosesnya adalah ketika tombol start di tekan maka W0.00 akan mengaktifkan conveyor box, kemudian jika sensor box aktif maka konveyor box akan mati dan conveyor aple akan menyala dan akan mengeluarkan aple. Kemudian counter aple akan menghitung jumlah aple yang masuk. Ketika jumlah aple yang masuk sudah terpenuhi maka conveyor aple akan berhenti dan counter akan mengaktifkan timer. Ketika timer on maka conveyor box akan berjalan kembali, begitu sterusnya sampai tombol stop ditekan.

Perbedaan dari praktikum minggu lalu adalah latching digantikan dengan instruksi keep dan ada instruksi DIFU untuk mentrigger conveyor apel.

VI. Kesimpulan

Instruksi keep fungsinya hampir sama dengan latching yaitu menjaga sebuah kondisi agar tetap on atau off sampai mendapat instruksi lain untuk mengubah kondisi tersebut. Instruksi DIFu digunakan untuk mentriger suatu kondisi karena sifat dari DIFU dan DIFD yang aktif hanya sesaat saja.

VII. Daftar Pustaka

Laporan Praktikum PLC Pertemuan 3

LAPORAN EKSPERIMEN

Programmable Logic Controller

Machine Simulator

Program Studi S1 Elins

 

Disusun Oleh

 

Nama                                      : Wahid Abdul Afif FAdhlullah

NIM                                         : 16/398429/PA/17390

Dosen                                     : Bachtiar Aldino, S.Si., M.Cs.

Asisten Praktikum               : Farchan Hakim

Tanggal                                  : 10 September 2019

 

Lab. Elektronika Dasar dan Lab. Instrumentasi Dasar

Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

2019

I. Judul

Simulasi PLC dengan Machine Simulator

II. Tujuan

  • Mahasiswa dapat membuat ladder pada machine simulator
  • Mahasiswa dapat mengconnectkan PLC dengan machine simulator
  • Mahasiswa dapat menjalankan simulasi pada machine simulator dengan benar.

III. Dasar Teori

Machine simulator adalah sebuah simulator yang dapat merepresentasikan cara kerja sebuah mesin secara 3D, sensor yang digunakan dan alamat alamat yang dapat diatur atau deprogram menggunakan PLC, sehingga machine simulator dapat di connectkan dengan PLC.

IV. Ladder Diagram

V. Hasil dan Pembahasan

Pada gambar diatas merupakan tampilan ladder ketika baru di jalankan. Pada gambar terlihat tombol start yang belum menyala yang berarti bahwa system belum berjalan.

Pada gambar diatas tombol start sudah di tekan. Tombol start akan mentrigger w0.00, kemudian W0.00 akan mentrigger conveyor box sehingga bisa conveyor box akan berjalan sampai menyentuh sensorbox. Setelah mencapai sensor box, conveyor box akan mati kemudian conveyor aple akan menyala.

Conveyor aple akan menyala sampai counter aple menghitung aple 3 kali. Jika counter aple sudah menghitung aple 3 kali maka timer apel juga akan hidup. Jika timer on maka conveyor box akan on sehingga sensor box akan mati dan counter akan mengalami reset.

System akan berulang terus sampai tombol stop di tekan.

VI. Kesimpulan

Machine simulator dapat di connectkan dengan PLC tetapi sebelumnya harus dibuat ladder yang merepresentasikan mesin yang ada pada machine simulator.

VII. Daftar Pustaka

  • Modul eksperimen Programmable Logic Controller 2019, DIKE, FMIPA, UGM, Yogyakarta.

 

CX-Designer

LAPORAN EKSPERIMEN

Programmable Logic Controller

CX Designer

Program Studi S1 Elins

Disusun Oleh

Nama                                      : Wahid Abdul Afif FAdhlullah

NIM                                         : 16/398429/PA/17390

Dosen                                     : Bachtiar Aldino, S.Si., M.Cs.

Asisten Praktikum               : Farchan Hakim

Tanggal                                   : 3 September 2019

Lab. Elektronika Dasar dan Lab. Instrumentasi Dasar

Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

2019

I. Judul

CX Designer dan CX Programmer

II. Tujuan

  • Mahasiswa dapat mengaplikasikan bit kerja dalam cx designer
  • Mahasiswa dapat membuat design dari ladder yang telah dibuat menggunakan cx programmer dengan cx designer
  • Mahasiswa dapat mengconnectkan antara cx designer dengan cx programmer

III. Dasar Teori

CX Designer

CX designer dapat digunakan untuk membuat sebuah permodelan dari ladder yang dibuat dalam cx programmer. Sehingga kita bias melihat apakah ladder sudah sesuai dengan keinginan kita atau belum.

Bit Kerja (Work Bit)

Bit kerja adalah memori non-retensi. Gunakan mereka untuk hampir semua hal, kecuali variable yang perlu dipertahankan. Area W baik untuk semua tugas yang tidak perlu mempertahankan nilai-nilainya melalui pemadaman listrik. Sifatnya benar-benar sama dengan CIO. Work bit akan mengalami reset ketika daya dimatikan sehingga harus memprogram ulang. Dalam PLC CP1H work bit dapat beralamatkan dari W0.00-W511.15 .

IV. Ladder Diagram

V. Hasil dan Pembahasan

Pada Ladder diatas terlihat bahwa input 1 (0.00) di or-kan dengan input 2(0.01) dan hasilnya disimpan dalam Work Bit (W0.00).  Pada baris selanjutnya terlihat bahwa input 3(0.02) di And-kan dengan input 4(0.03) dan hasilnya disimpan dalam work bit (W0.01). pada baris selanjutnya terdapat W0.00 yang di or-kan dengan W0.01 dan hasilnya di keluarkan pada output 1 (100.00). Work bit digunakan untuk menyimpan variable non retensi. Cara kerja work bit sama seperti CIO.

Kemudian pada CX Designer dibuat 4 push button yang mewakili 4 input pada ladder diatas, dimana input 1 dan input 2 bersifat momentary sedangkan input 3 dan input 4 bersifat alternate. Input-input tersebut di set alamatnya sesuai dengan yang kita buat di ladder. Kemudian kita membuat 3 output dengan menggunakan lampu indicator. W0.00 dan W0.01 merupakan output work bit sehingga dalam pengaturannya harus diset Work Area. Untuk 100.00 merupakan CIO biasa. Kemudian setelah selesai semuanya tinggal kita connect-kan ke cx simulator.

Jika input 1 atau input 2 di tekan maka W0.00 dan 100.00 akan menyala. Jika input 3 dan 4 ditekan maka W0.01 dan 100.00 akan menyala. Hal ini sesuai dengan ladder yang telah dibuat. Kita juga bias mengconnectkan CX-designer dengan PLC tetapi pada saat praktikun terjadi kendala teknis.

VI. Kesimpulan

  • Kita dapat melakukna pemrograman dengan cx-designer dengan memperhatikan ladder dalam cx-programmer.
  • Momentary input merupakan input yang ketika di tekan akan menyala dan ketika di lepas akan mati sedangkan alternate input merupakan input yang ketika ditekan akan menyala terus sampai di tekan kembali.

VII. Referensi

 

 

LAPORAN EKSPERIMEN

Programmable Logic Controller

Konsep Dasar Pemrograman PLC

Program Studi S1 Elins

Disusun Oleh

                                   Nama                                      : Wahid Abdul Afif FAdhlullah

                   NIM                                         : 16/398429/PA/17390

                                     Dosen                                     : Bachtiar Aldino, S.Si, M.Cs

Asisten Praktikum               : Farchan

              Tanggal                                   : 27 Agustus 2019

Lab. Elektronika Dasar dan Lab. Instrumentasi Dasar

Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

                             2019                             

Judul

Konsep dasar pemrograman PLC

Tujuan

Mengenalkan konsep dasar pemrograman PLC

Dasar Teori

  • Input dan Output pada PLC

Secara umum PLC memiliki input yang beralamatkan mulai dari 0.00 – 99.15 (16 bit), dan memiliki output yang beralamatkan mulai dari 100.00 – 199.15 (16 bit). Pada PLC CP1H – XA40DR – A memiliki input dan output sebanyak 40 dengan perbandingan input dan output sebesar 60:40, sehingga PLC CP1H – XA40DR-A memiliki input sebanyak 24 dan output sebanyak 16. PLC CP1H – XA40DR-A juga memiliki 4 analog input dan 2 analog output.

  • Pengenalan CX-Programmer

CX-Programmer adalah aplikasi yang digunakan untuk memprogram dan mensimulasikan PLC.

  • Mode Operasi PLC Omron CP1H

Operasi PLC dikategorikan dalam tiga mode yaitu : PROGRAM, MONITOR, dan RUN. Pilihan mode operasi harus dipilih dengan tepat sesuai dengan aktifitas dalam sistem kendali PLC. Mode PROGRAM digunakan untuk membuat dan mengedit program, menghapus memori, atau mengecek kesalahan program. Pada mode ini, program tidak dapat dieksekusi/ dijalankan. Mode MONITOR digunakan menguji operasi sistem, seperti memonitor status operasi, melaksanakan instruksi force set dan force reset bit I/O, merubah SV (Set Value) dan PV (Present Value) timer dan counter, merubah data kata, dan mengedit program online. Mode RUN digunakan untuk menjalankan program. Status operasi PLC dapat dimonitor dari peralatan pemrogram, tetapi bit tdk dapat di paksa set/ reset dan SV/PV timer dan counter tidak  dapat diubah.

Ladder Diagram

Hasil dan Pembahasan

  • Praktikum 1

Pada praktikum 1 kita diminta untuk menginstall dan menjalankan program CX-Programmer. Setelah terinstal maka kita akan melakukan pemrograman dan mode operasi dalam PLC.

Pada gambar pada diagram ladder diatas merupakan mode program dalam PLC dimana kita dapat membuat dan mengedit program, menghapus memori, atau mengecek kesalahan program. Pada mode ini, program tidak dapat dieksekusi/ dijalankan. Dimana pada gambar diatas di set input 1 pada alamat 0.00, input 2 pada alamat 0.01, output 1 pada alamat 100.00, output 2 pada alamat 100.01, dan output 3 pada alamat 100.02. Pada gambar terlihat bahwa input 1 merupakan normally open, input 2 merupakan normally close dan output 3 merupakan normally open

Pada gambar diatas merupakan tahapan pada mode monitor dimana pada mode ini kita dapat menguji operasi sistem, seperti memonitor status operasi, melaksanakan instruksi force set dan force reset bit I/O, merubah SV (Set Value) dan PV (Present Value) timer dan counter, merubah data kata, dan mengedit program online. Ketika mode ini pertama kali diaktifkan output 100.01 sudah langsung menyala karena inputnya 0.01 merupakan normally close.

Pada gambar diatas merupakan mode run dimana kita dapat menjalankan program. Status operasi PLC dapat dimonitor dari peralatan pemrogram, tetapi bit tdk dapat di paksa set/ reset dan SV/PV timer dan counter tidak  dapat diubah. Pada gambar terlihat ketika input 1 di set on maka output 1,2,3 akan menyala. Ketika dalam mode run kita juga bias mengechek pada PLC apakah lampu pada input 1, output 1,2,3 menyala atau tidak. Jika lampu menyala berarti program sudah teraplikasi pada PLC. Kemudian jika input 1 di set off maka output 1 akan mati dan output 2,3 masih menyala karena input 1 dan output 3 di latching sehingga jika mau menon aktifkan output 2 dan 3 harus mengaktifkan input 2.

Selain itu kita juga menguji Opto Relay Module. Relay Modul ini digunakan untuk mengecek input pada PLC apakah bekerja dengan baik atau tidak. Pada gambar diatas relay 1-8 merupakan input sedangkan inp 1-8 merupakan output. Cara kerjanya sama seperti diatas jika relay 1 on, maka inp 1-3 on, jika relay 1 off maka inp 2-3 masih on sedangkan inp 1 off, jika relay 2 on maka inp 1-3 off.

 

Kesimpulan

PLC merupakan suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram untuk mengontrol proses atau operasi mesin. PLC dapat diprogram sesuai keinginan dan kebutuhan kita. Untuk mengecek apakah program yang kita masukkan dalam PLC berjalan dengan baik kita dapat mengeceknya menggunakan Opto Relay Module. Mode online pada PLC terdapat 3 mode yaitu mode program, mode monitor dan mode run.

Refferensi

  • http://www.mouser.com/ds/2/307/-532345.pdf
  • http://nunmufthiarif.blogspot.com/2013/02/kbm-3-memasukkan-program-ke-dalam-plc.html
  • http://taqdirulaziz97.blogspot.com/2015/02/transfer-p.html
  • https://www.plcdroid.com/2016/03/cp1h-io-memory-allocation-penempatan.html
  • Modul eksperimen PLC, program studi S1 Elins 2019, MIPA, UGM, Yogyakarta, 2019